magzEnd

Antara harapan dan pengalaman dalam hidup seorang revolusioner.

Apa penyebab kegagalan Proyek IT dalam suatu Organisasi?

Latar Belakang.
Di era seperti sekarang ini, telah banyak terjadi suatu perubahan yang sangat drastis, baik berubahnya cara pola pikir manusia, kemajuan teknologi dan banyak hal yang sifat dan fungsinya memudahkan bagi manusia.
Tapi seiring dengan perkembangan zaman, keegoisan mulai mencuat kepermukaan, ada orang yang ingin maju bersama ilmu yang terus berkembang, ada orang yang lebih percaya pada cara-cara lama dan ada orang yang mengikutinya hanya setengah-setengah. Maka di sini saya akan mengungkapkan kenapa proyek IT sering mengalami kegagalan dalam menyebrangi suatu yang bersifat fungsional menjadi Automatical.




Berikut di atas adalah sebuah survey yang di lakukan oleh sebuah lembaga Manufacture and Integration Systems dari prancis, Terlihat pada gambar diatas bahwa 3 Faktor terbesar penyebab terjadinya kegagalan dalam proyek IT adalah buruknya konunikasi pihak terkait, baik pengembang maupun pemilik proyek (57%), Kurang baiknya perencanaan proyek (30%) dan bruknya pengendalian kualitas kerja (35%).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh The KPMG Canada Survey, tidak di pungkiri lagi bahwa kesalahan terbesar terjadi hampir sama dengan 3 kesalahan yang telah terungkap di atas yaitu: (1) Buruknya perencanaan proyek (2), Buruknya pengetahuan dalam bisnis dan (3) Kurangnya keterlibatan dan dukungan management.
Dari dua survey di atas, saya mencoba menyimpulkan bahwa kesalahan terjadi pada keinginan seorang manager yang ingin merubah semua menjadi lebih mudah dengan memasukan sebuah sitem informasi tetapi, pertama ia tetap tidak menerapkan sepenuhnya atas apa-apa yang telah berjalan sebelumnya, kedua adalah keraguan pada system informasi itu sendiri yang pada akhirnya berbuntut pada hilangnya waktu, sehingga di saat telah banyak pengeluaran anggaran untuk teknologi itu, system yang telah ada berubah tetapi teknologi yang baru itu belum terubah/ter UpDate dan terakhir adanya miss komunikasi antara client dengan developer. Itu dikarenakan developer hanya menerima keluhan2 dan informasi keseluruhan data tanpa sering terjun langsung ke dalam aktivitas yang ada di dalam program dan sangDeveloper berkerja tidak dalam lingkup area/kawasan organisasi yang menjadi clientnya sehingga menyulitkan dalam berkomunikasi secara jelas.
Dilain pihak, sangDeveloper hanya ingin menerima imbalan sesaat program itu telah selesai dan di lain pihak, sangClient hanya ingin mengetahui bahwa dengan anggaran yang sekian banyak, perusahaan/organisasinya bisa mendapatkan kemudahan seperti apa yang di janjikan.
Sungguh ironis karena di kedua belah pihak tidak ada yang memikirkan kekuatan cara mempelajri jembatan penghubung yang solid, seperti tidak ada sharing ilmu di antara kedua belah pihak (Egois / memang tidak tahu apa-apa). Seperti banyak orang yang memikirkan kemajuan yang berdampak pada keuntungan, tetapi sedikit orang yang mau memikirkan pertahanan diri sengan tujuan memperkuat diri agar menjadi lebih solid dan matang dalam menghadapi segala macam tantangan yang datang menerpa (menuju kemajuan dengan tidak mengacu kepada kemajuan itu sendiri).
Semoga bermanfaat bagi kita semua dan oang banyak, akhir kata dari postingan pertama saya Wasslamualaikum wr.wb


sumber
http://hech61.wordpress.com/

1 comments:

  1. antwa
    Said

    gravatar

    waduh, klo menurut saya sih, faktor utama kegagalan proye IT tuh karena kurangnya organisasi/ management team.

    30 Juli 2009 pukul 01.11

Posting Komentar

Terimakasih Atas Komentar dan Kunjungannya