magzEnd

Antara harapan dan pengalaman dalam hidup seorang revolusioner.

Tolonglah “Aku”

Di sini saya akan mencoba menceritakan sebuah pengalaman seseorang yang telah mengalami cukup banyak penderitaan dalam kehidupannya, mulai dari kehilangan pekerjaannya, isteri dan anaknya dan itu semua di sebabkan atas fakta Cinta yang telah berubah dari arti sebenarnya. Cinta, Cinta, Cinta…. Sunggung menjijikan jika selalu di ungkapkan oleh seseorang tidak mengetahui arti dari Cinta itu sendiri.

Berikut ini adalah sebuah pertanyaan yang sering muncul di kepala seorang kepala keluarga, entah itu akan dan tidak pernah terjadi pada kita…?
1. Mengapa kita sebagai seorang Kepala keluarga sering di tinggal rasa bersalah akan keluarga?
2. Mengapa istri kita lebih memilih lelaki lain untuk memuaskan kebutuhan pribadi dan keluarga dari pada kita yang telah berkerja keras siang dan malam untuk mereka, isteri dan anak-anak?
3. Sebenarnya, siapakah yang setia! Seorag istri yang memikirkan keluarga atau seorang ayah yang memikirkan kemajuan untuk perusahaannya yang akhirnya akan jatuh kepada keluarga?
4. Bagaimana cara menentukan “Ini adalah yang terbaik untuk kita semua…” ?

“Ini adalah sebuah komentar yang terlontar dari seorang ayah yang telah di tinggal anak istrinya tercinta”

Namaku Kharul Subakth.Ls, aku sudah lama tinggal di daerah padat ibu kota Jakarta… dan kini aku tinggal sendiri, sendiri dari keluarga, sendiri dari canda tawa anak-anak ku, dan sendiri dari semua kehangatan yang harusnya aku dapatkan si masa tua ini. Dahulu aku mempunyai seorang isteri dan dua orang anak, isteriku bernama Hana dan kedua anakku bernama Johan-Johanni, mereka kembar dan sangat lucu bagiku… Setiap canda tawanya adalah kebahagiaan tersendiri bagiku, karena dengan setiap melihat senyuman kecilnya, semua terasa kembali pada awalnya, tidak ada rasa capek, tidak ada rasa penat akan sibuknya tugas-tugas kantorku dan tidak ada semua yang membuatku letih.
Tapi kini mereka telah lama meghilang dari mataku, sebab isteriku kabur dengan lelaki lain yang menurtnya ia lebih baik dan lebih menyayangi keluarga dari pada aku yang setiap harinya adalah buruh kantor dengan segudang pekerjaan yang tidak ada habisnya…, dan lelaki itu adalah salah satu pembantu rumah tangga di dalam keluargaku, dia adalah supir pribadi yang kutugaskan untuk megantar, menjemput dan melayani semua kebutuhan keluarga, singkatnya ia adalah penggantiku selama aku tidak ada di rumah, ehem… tetapi tidak untuk masalah hubugan seks. Mungkin sebab itulah aku ditinggal olehnya, ditinggal oleh kepercayaanku… oleh kesalahanku.
Kesalahanku yang paling fatal adalah percaya pada lelaki berengsek itu, kepada dia yang bukan siapa-siapa dalam tatanan keluargaku, kepada dia yang tidak lebih hanyalah seorang pembantu. Aku sadar dan faham itu semua terjadi karena aku tidak memberikan sedikitpun arahanku kepada isteriku agar ia selalu tahu bagaimana aku berkerja untuk keluarga, karena aku menganggap seorang isteri pasti tahu apa yang di lakukan suaminya, karena kita saling mencintai satu sama lain, sehingga kita tahu tugas kita masing-masignya agar tetap bisa menjaga sebuah hubungan yang telah ada sejak lama dan mungkin itu akan membantu semuanya menjadi lebih dekat dan hangat tanpa menunggu harus aku yang memulai semua itu. Sekarang… sekarang semua telah terlambat, kekayaanku menghilang seiring menghilangnya isteriku, seandainya tuhan memberikan pilihan kepadaku sekarang… aku lebih memilih tuhan untuk mencabut nyawa ini, sebuah nyawa yang tidak ada artinya di pedalaman kota yang kejam dan penuh dengan kecurangan ini.
Semoga dengan kisahku ini, anda semua bisa harus lebih bersyukur akan pentingnya keluarga, sehingga kita bisa menilai mana orang yang benar-benar peduli akan sebuah pemahaman yang baik antar satu sama lain di dalam sebuah keluarga yang harmonis. Dan semoga dengan jawabanku ini, anda semua tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah ku perbuat, semoga semua ini bermanfaat bagi anda…



1. Mengapa kita sebagai seorang Kepala keluarga sering di tinggal rasa bersalah akan keluarga ?
Mengapa… mengapa? Ini seperti kecurangan yang kita sendiri tidak mengerti siapa dalang dari semua ini…, kita telah mencoba untuk menjadi seorang ayah yang baik bagi keluarga kita. Karena kita telah berkerja keras untuk mencapai kehidupan yang mapan dan terhormat, bisa membiayai keperluan keluarga, menafkahi dan membuat keadaan lebih baik dari sebelumnya.
Kita rela pasang badan demi kesejahteraan keluarga, kita rela untuk tidak bertemu dengan buah hati demi kesejahteraan keluarga…. MUNAFIK jika uang tidak membuat keadaan menjadi lebih baik, kita tidak mau menjadi seorang pengangguran yang tidak menghasilkan apa-apa tetpai hanya cinta tulus yang selalu ada…. Pasti isteri kita akan menuntut dan kerjanya marah-marah karena uang belanja tidak ada dan kita hanya pasrah karena tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mengatakan “Jangan khawatir aku akan selalu ada untuk keluarga”. Tapi mana hasilnya MANAAaaaaa…. Mungkin isteri akan makin jengkel dan makin muak dengan keadaan yang ada.
Kita tidak patut di salahkan dan kita tidak patut dibenci, ini sungguh tidak adil… ini sungguh pemutar balikan fakta bahwa kita adalah orang yang berengsek… INI SUNGGUH TIDAK ADIL.
Karena kita adalah pilar utama ketentraman dalam keluarga.

2. Mengapa istri kita lebih memilih lelaki lain untuk memuaskan kebutuhan pribadi dan keluarga dari pada kita yang telah berkerja keras siang dan malam untuk mereka, isteri dan anak-anak?
Karena ia tidak merasa terpuaskan secara rohani dan jasmani, dan ia selalu beranggapan kita tidak perhatian, kita lebih memilih berkerja dari pada keluarga… itu memang benar kita adalah orang egois yag senang mencampakkan keluarga demi pekerjaan-pekerjaan yang telah menunggu di kantor (bagi dia, sudut pandang isteri). Tapi apakah mereka tidak mengetahui semua itu kita lakukan tanpa pamrih, tanpa memikirkan kondisi dan waktu, sampai-sampai kita bisa mengetahui kita akan melakukan apa hari ini dan hari esok… sebab itu semua sudah terjadwal di otak kecil kita yang penat akan semua kemonotonan itu, KEMONOTONAN BERKERJA.
Ini adalah sebuah tindakan pengkhianatan dengan mengatasnamakan cinta bagi keluarga dan untuk keluarga, ini adalah sebuah kondisi yag terbalik dan sudah tertanam di dalam banyak pikiran orang-orang yang berdiri di atas nama Cinta yang mereka sendiri tidak mengetahui apa arti dari cinta tersebut. Ia(isteri) sudah mengetahui kalu kita dalam kesibukan besar yang tidak akan ada henti-hentinya, jika Ia memang benar-benar cinta, MENGAPA di saat anak-anak butuh kehangatan dari sangAyah, ia tidak membawa anak-anaknya ke tempat kerja sangAyah. Seperti di saat kita sedang rehat siang misalnya waktu senggang kita yang mungkin hanya 30-menit saja, mengapa isteri kita tidak melakukan ituuu…
Sekarang anda bayangkan di saat sela-sela kesibukan anda, anak dan isteri anda membawakan makanan untuk makan siang anda..? terharukah anda? Semangatkah anda untuk berkerja kembali dengan hanya melihat senyum kecil mereka(anak-anak anda) dan wajah manis isteri anda….? dapatkah anak isteri anda sebuah kasih sayang dari anda dengan tanpa mengorbankan waktu kerja anda ? sekarang kita berfikir logis apakah itu sebuah tindakan atas nama cinta atau hanya sekedar kunjungan iseng-iseng yang isteri anda lakukan ?
3. Sebenarnya, siapakah yang setia! Seorag istri yang memikirkan keluarga atau seorang ayah yang memikirkan kemajuan untuk perusahaannya yang akhirnya akan jatuh kepada keluarga?
Sebuah kesetiaan adalah tanggung jawab dari kedua penguasa antara si Ratu dengan si Raja, antara si Isteri dengan si Ayah. Seorang kepala rumah tangga tidak akan suskses mendidik rumah tangganya jika tidak di bantu oleh isterinya, jadi sekarang kita telaah dan kita balikkan fakta yang sudah salah selama ini. Dengan sang isteri yang hanya diam menunggu datangnya sang suami pulang kerja dan berharap mendapatkan sedikit kasih sayang untuknya dan untuk anaknya padahal dia sendiri tahu kondisi dan situasi sang suami pada saat itu, ketimbang dengan sang isteri yang rela bolak balik kantor sang suami demi memuaskan hati dirinya dan anaknya dengan memahami situasi dan kondisi sang suami yang memang tidak mungkin melakukan pendekatan pada keluarga di hari kerja, sehingga pulangnya sangSuamipun akan tampak seperti berangkatnya sangSuami di pagi hari, tak tampak rasa capek yang ada hanyalah rasa ceria, keinginan pulang cepat, menyempatkan menonton acara TV bersama dan hal-hal lain yang bersifat sebuah kehangatan dalam keluarga.
Jadi di sini sudah jelas siapa yang setia dengan mengatas namakan sebuh pengorbanan, yang berakhir pada sebuah Cinta sejati, dari pada sebuah kesetiaan yang hanya setia menunggu tanpa berfikir untuk merubah itu menjadi lebih baik, dan mengatas namakan itu atas nama Cinta demi mendapatkan cinta itu sendiri tanpa memikirkan pihak yang lainnya yaitu kita yang sudah jelas berkorban demi Cinta.
Semua terserah anda, sebab cinta sejati itu adalah siap berkorban demi mencapai kesejahteraan bersama tanpa memikirkan dirinya sendiri ataupun menunggu sebuah perubahan datang dari pihak yang satunya. Ingat seorang pemimpin akan suskes dan di cintai oleh bawahannya jika pemimpin itu mau berkerja lebih keras dari apa yang seharusnya ia lakukan.

4. cara menentukan “Ini adalah yang terbaik untuk kita semua…” ?
Coba anda beri arahan kepada isteri anda mengenai semua yang telah anda lakukan, maksud dan tujuan anda melakukan itu semua, ajak kerjasamanya agar bisa saling mengerti dan memahami situai dan kondisi di kedua belah pihak, selalu ingatkan isteri anda agar tidak memandang dari sebelah pihak saja dan ingat jangan percayakan kepaada siapapun untuk melakukan tugas anda karena ini pasti bisa di selesaikan sendiri oleh anda. Pengorbanan di perlukan untuk mencapai tujuan bersama, ajak isteri anda untuk bisa menjaga hubungan keluarga yang harmonis, karena lelaki sudah pasti akan berkerja dengan keras dan tidak sempat se-sempat sang isteri memberikan kasih sayang pada keluarga, bagi tugas anda berkerja isteri menjaga(kehangatan keluarga) dan selalulah berfikir dewasa karena sedikit mengalah lebih baik dari pada terus melawan dan menentang(marah-marah atas aktivitas kantor).
Dan berfikirlah logis, selalu coba untuk menjaga hubungan keluarga, jika isteri anda adalah seorang yang sangat menunggu datangnya cinta dari anda, coba cara ini dan jika itu tidak bisa, teruslah mencoba dan teruslah mencoba dengan berbagai macam cara yang ada, jangan melepaskan jangan meninggalkan karena itu hanyalah sebuah tidakan pengecut mungkin bersiaplah untuk merasa terkhianati karena cinta dan itu jauh lebih baik dari pada kita yang harus mengkhianatinya. Karena ia hanyalah cinta semu yang tidak ada pengorbanannya sama sekali, tidak faham arti cinta sebenarnya dan tidak ada rasa tanggung jawab ketika telah berikrar atas nama cinta, jadi… biarkan ia memilih jalannya sendiri, karena cara ini tidak perlu paksaan, karena cara ini murni datang dari hati, dan jika bisa saling mengerti… itulah yang di namakan Cinta Sejati.
Semoga tulisan ini bisa membantu dan memcahkan masalah anda.

Tolong… jangan ulangi kesalahan yang telah Aku perbuat.

Cct: Nama dan tempat kami samarkan, guna melindungi narasumber.

1 comments:

  1. Anonim
    Said

    gravatar

    Betul tuh mas betul banget

    14 Juli 2009 pukul 23.50

Posting Komentar

Terimakasih Atas Komentar dan Kunjungannya